Aku pernah tahu seseorang yang tinggal bersama saudaraku. Awalnya aku hanya melihatnya sebagai “seseorang” biasa. lalu hilang. Kupikir hanya sejenak seperti banyak orang yang pernah ku tahu. Hingga waktu akhirnya membuatku menyadari ketidakhadirannya. Hanya ingin bertanya kabar. Dan gayung bersambut… Mungkin jodoh,,,,, (hehhehe) aku mendapatkan nomor HPnya dari saudaraku. Dan kisah ini pun di mulai.
Selanjutnya ku coba mengenalnya dan jadi seorang teman untuknya. Saat itu situs jejaring pertemanan sedang marak dan aku ingin menjadi temannya. Ya..ya..ya.. dia pun jadi seorang teman dari dunia maya karena jarak jadi kendala. Semua hal menyenangkan itu berlangsung sampai beberapa bulan. Lagi-lagi takdir benar-benar sedang menjalankan rencananya. “seseorang” i2 kembali, pulang ke kota ini.
kesempatan tuk melihat dia lagi menggodaku . kuputuskan tuk menemuinya di tempat aku pertama melihatnya. Yupz. Di rumah saudaraku yang berjasa itu (^_^). { I’ll remember that}. Pertemuan itu tak hanya sekali karena selanjutnya kami semakin merasa nyaman satu sama lain. Berteman, menikmati tiap moment. Nonton, makan, jalan, anywhere… aku ingat salah satu film yang ada dalam daftar kami saat itu adalah GARUDA DI DADAKU… Tiap moment itu sangat berkesan buatku dan moga dia pun sama.
Sama seperti kekosongan ini. Selama beberapa waktu kami kompakan seolah tak saling mengenal.sibuk dengan rutinitas masing-masing. Tidak ada kabar. Sampai aku mendengar kabar kalau dia sakit dan sedang di rawat. Lagi. Kumengikuti jalan yang di siapkan takdir. Saat itu aku masih jadi temannya tapi juga merasakan yang lain. “yang lain”itu belum bisa ku kenali. Berkali-kali ku ke tempat perawatannya,sekedar melihat, menemani, dan menjaganya. Hingga aku menyadari kalau aku menyukainya. Malam itu akibat keterbatasan penyakitnya ia hanya mampu mampu bersuara dari tulisannya,,, “aku sayang kamu”…….. that’s it.
Tak pernah ada komitmen tapi q tahu aku menyukainya dan dia pun sama. Sayangnya takdir tak membiarkan kisah ini bercerita biasa saja. Dan kerikil pertama itu muncul. Cukup melukai. Kerikil itu hadir saat aku dengar keluarganya menolak kehadiranku yang akan menjadi beban untuknya yang sedang dalam perawatan. Menyedihkan juga jika dirimu menjadi beban tuk orang yang kau sayangi. Juga kabar yang sampai padaku bahwa dia telah disandingkan dengan orang lain. Kerikil ini yang memaksaku berhenti melangkah. Membiarkan dia maju tanpa aku di sisinya. Sejak itu aku kehilangan lagi. Bukan, bukan kehilangan tapi menghindarkan. Kurasa tak ada jalan lagi yang akan mempersatukan . Tapi lagi-lagi selalu ada takdir yang menjalankan.
Sepersekian waktu aku menyingkir. Berusaha melupakan. Tapi hari itu mentari membawa kabar lain. Ya dia kembali. Pagi itu dia menelpon membuat janji tuk bertemu. Tapi ku tolak. Kupikir hanya sebatas itu dan dia kan menyerah. Ternyata tidak. Malamnya dia nekat bertamu kerumahku. Hanya mengucapkan perpisahan karena keesokannya dia akan pergi. Dari pertemuan yang singkat itu, aku sadar aku masih menyukainya. Dan jarak saat itu bukan kendala. Yupz kami balikan.
Itu juga berlangsung tidak terlalu lama karena sandungan selanjutnya muncul. Dan ini murni kesalahanku. Dia menjanjikan keseriusan padaku tapi tak kutanggapi dan aku mendua. Sejak aku tersingkirkan karena penolakan keluarganyasaat itu, aku menemukan kembali “DEAR” (sebut saja begitu) yang tak lain adalah mantan pacarku. Munafik jika aku menyangkal bahwa Dear bukan pelampiasan. Dear hanya pengisi kekosongan, pengalih perhatian dari rasa sakit hatiku. Kupikir hubungan kami sampai disini tapi Tuhan telah menitipkan hati yang luas padanya tuk memaafkanku dan menerimaku tetap jadi pendampingnya. Tapi karena ketololanku yang tak bisa memutuskan yang terbaik maka aku tetap menjalani 2 hubungan sekaligus, dengannya dan juga dengan dear.
Mungkin aku terlalu egois dan tak berpendirian tapi semua itu juga muncul dari rasa tidak percaya serta ketakutanku. Makin diperburuk oleh kenangannya tentang mantan pacarnya waktu SMA. Saat kami masih bersama pun dia masih menyebut nama itu, seakan dia masih berharap bahwa mantannya akan kembali.
Ku takut saat aku benar-benar telah mencintai tiba-tiba dia lebih memilih mantannya………
Kekecewaannya pada perselingkuhanku membuatnya begitu membenciku. Tak hanya memutuskan hubungan, dia pun menolak pertemananku di dunia maya.
Dan kali ini dia benar-benar HILANG.
Dan inilah aku sekarang. Katanya “ akan merasa kehilangan saat tak lagi memiliki”..ya..ya..ya…
Aku sedang berusaha memperbaiki kesalahanku, setidaknya berusaha memunculkan kepercayaannya pada tekadku tuk berubah. Tapi dia terlanjur membenciku. Perubahan ini akan butuh sedikit waktu tapi akan lebih mudah bila ada dia di sampingku…….
I think so….
4 komentar:
hmm semoga kamu bisa mengambil hikmah dari hal ini..perjalanan masih panjang..
cowok itu juga bukanlah yang terbaik..
malahan dia bisa playboy..
tapi cowok itu punya 1 hati yang tulus ketika ingin benar2 serius untuk berhubungan..
sebenarnya dia itu pengen mencoba serius waktu itu...tapi kayaknya kamu yang malah membuat keseriusan dia yang kecil itu menjadi minus ..
dan oleh karena itu ..
biarkan waktu menjawab..
jika kamu dan dia sudah sama2 siap kembali untuk berhubungan..pasti ada jalan untuk kesana..
akhirnya ter'posting' jg..... hehehhehe
(^_^)
jodoh g akan kemana... n moga "seseorang" itu akan percaya klo u bnar2 masih menyukainya...
hi, lam kenal yach dari aku. oh iya setelah aku baca kisah km ini.aku ngerasa terhamyut dlm cerita ini.kisahnya menarik bgt.buat kamu, yg sabar yach,, mungkin tuhan punya rencana lain. yg pastinya lebih indah dari ini. semangat yach !!
^_^
Posting Komentar